Abstrak – Tunarungu adalah keadaan seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupannya sehari-hari yang membawa dampak terhadap kehidupannya secara kompleks. Saat ini fenomena kebutuhan khusus untuk anak tunarungu di Indonesia menjadi perhatian bagi masyarakat merupakan salah satu pemicu adanya pendidikan selain untuk anak normal dalam bersekolah. Bermacam-macam sekolah untuk anak berkebutuhan khusus bermunculan untuk menanggapi kebutuhan pendidikan untuk mereka.
Perancangan ini bertujuan untuk menciptakan sekolah terutama ruang belajar bagi anak tunarungu yang masih di usia sekolah dasar. Perancangan ini menggunakan pendekatan visual tematik yaitu pendekatan yang mana menciptakan suasana dalam ruang sesuai dengan kehidupan bermasyarakat yang menyenangkan untuk membantu mental anak tunarungu dan membantu cara mereka mengatasi kekurangan mereka dan juga mendesain ruang belajar anak agar dapat membantu dalam penyembuhan, pelatihan terhadap pendengaran mereka. Hasil dari perancangan ini adalah anak sekolah dasar yang menderita tunarungu dapat membangun mental yang siap bermasyarakat, meningkatkan minat belajar anak tunarungu, dan juga membantu mengembalikan sisa-sisa pendengaran yang masih dimiliki oleh anak tunarungu, sehingga mereka dapat membiasakan diri dengan suara atau getar dengan metode pembelajaran yang di ajarkan disekolah.
Kata Kunci – Sekolah Dasar, Sekolah Luar Biasa, Difabel, Tunarungu, Desain Interior.