Perancangan ini sebagai contoh untuk masyarakat yang lain bagaimana cara menata arena bermain di lahan yang sempit. Banyak perumahan warga yang nyaris tidak mempunyai jarak atara rumah tetangganya. Hal itu berdapak ke penduduk salah saunya anak-anak. Semputnya bagunan yang menjadi tempat tinggal penduduk mempuat anak-anak bermain di tempat yang seharusnya bukan tempat untuk bermain. Dampak tersebut mengakibatkan bahayanya anak-anak saat bermain. Meski pemerintah sudah membuat taman bermain untuk anak-anak, tetapi jarak antara rumah mereka dengan taman tersebut cukup jauh dan mereka masih bermain di tempat yang seharusnya tidak dipakai untuk bermain. Perancangan tersebut berguna bagi anak yang ingin bermain namun lahan untuk bermain tidak ada. Dengan melihat adanya permasalahan tersebut dengan mendatangi langsung tempat yang berkondisi kepadatan penduduk cukup ekstrim salah satunya di Kampung Cibarani (penduduk kota menyebutnya Kampung Cihampelas) Kota Bandung. Mendokumentasi kondisi wilayang tersebut danmencermati setiap sudut kampung tersebut. Cara selanjutnya yaitu mewawancarai kepala RW setempat dan beberapa warga yang tinggal di kampung tersebut termasuk anak-anak. Hasil survey yang dilakukan membuktikan bahwa kampung tersebut memiliki kondisi lingkungan yang ekstim. Kondisi rumah yang saling melekat satu sama lain, nyaris tidak memiliki halaman rumah, dan kondisi kampung tersebut diapit oleh 2 aliran air yaitu Kali Cibarani dan Sungai Citarum, serta rumah yang menjorok ke bawah (ke arah sungai citarum). Melihat dari kondisi lingkungan tersebut ternyata masih ada rahapan untuk merancang arena bermain. Rancangan tersebut berupa pemanfaatan lingkungan yang masih bisa dijadikan tempat bermain yang aman untuk anak.