ABSTRAK
Dalam perkembangan dunia di bidang ekonomi global sekarang ini telah banyak mendorong para investor untuk berinvestasi di pasar modal. Dalam dunia investasi di pasar modal, ada beberapa poin yang harus dihadapi oleh para investor, yaitu tingkat keuntungan yang diharapkan dan tingkat resiko. Model yang sering digunakan dalam memprediksi tingkat keuntungan yang diharapkan berdasarkan faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi return saham adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan model untuk menetukan expected return saham pada kondisi equilibrium. Sedangkan Arbitrage Pricing Theory (APT) mengasumsikan bahwa expected return saham dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian dan industri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa return saham sektor perbankan dengan menggunakan model CAPM dan APT serta mengetahui mana yang lebih akurat penerapannya dalam memprediksi return saham sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan analisis nilai MAD (Mean Absolute Deviation) dari setiap model CAPM dan APT. Data yang digunakan untuk penelitian ini bersifat data sekunder, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Objek dalam penelitian adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Tabungan Negara (BTN).
Pada penelitian in menunjukan bahwa model peramalan return ekspektasi dengan model CAPM lebih akurat dibandingkan dengan model APT. Selain itu tingkat akurasi menunjukan perbedaan antara model CAPM dan APT pada perusahaan sektor perbankan 2015-2018.
Kata Kunci: Perbandingan, keakuratan, Capital Asset Pricing Model (CAPM), Arbitrage Pricing Theory (APT), Return Saham