Pembakaran sampah secara langsung sebagai solusi jangka pendek untuk mengurangi volumenya di daerah pemukiman, apabila tidak digunakan metode insinerasi yang benar, akan menimbulkan masalah baru berupa pencemaran udara. Polutan yang dapat dihasilkan dari pembakaran sampah diantaranya adalah gas (Karbon Dioksida/CO2 dan Nitrogen Dioksida/NO2) dan partikulat (ukuran <2,5 mikro meter/PM2.5). Namun, konsentrasi yang dihasilkan berbeda-beda tergantung dari jenis sampah, temperatur, reaksi, pasokan oksigen, serta arah/kecepatan angin selama proses pembakaran. Oleh karena itu, diperlukan alat ukur yang dapat mengamati fluktuasi konsentrasi polutan (CO2 dan NO2) secara langsung dari pembakaran sampah rumah tangga. Sensor CO2 yang digunakan, terlebih dahulu dibandingkan dengan CO2 Meter (model GCH-2018, Lutron Electronic Enterprise, Co. Ltd.) di Laboratorium dengan hasil regresi linear, R2 = 0,49. Sedangkan pada sensor NO2, prosedur persiapan modul sensor menggunakan perangkat lunak untuk memvalidasi luaran data konsentrasinya. Kedua sensor dipasang pada boks yang dilengkapi kipas dengan laju aliran (~4200 rpm) yang telah di optimasi (pulse width modulation (PWM) 90-100%). Kipas digunakan untuk menarik gas di udara dengan rerata tingkat kesalahan pembacaan kurang dari masing-masing akurasi sensor (CO2 < 50 ppm ±3% nilai pembacaannya dan NO2 < 0,4 ppm ± 2%). Pengukuran dilakukan di tiga lokasi tempat pembakaran sampah di sekitar kampus Universitas Telkom, Bandung. Data hasil pengukuran selalu dibandingkan dengan data dari dua stasiun tetap (di dalam kawasan kampus) yang dilengkapi dengan stasiun cuaca. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa konsentrasi gas CO2 yang dihasilkan dari tempat pembakaran sampah selalu lebih tinggi dari udara sekitar (>800 ppm). Sementara, konsentrasi gas NO2 berfluktuasi dengan konsentrasi tertinggi mencapai ~17 ppm. Walaupun alat ukur emisi gas berbasis low-cost sensor dari hasil pembakaran sampah dapat dibuat, tetapi tidak disarankan untuk meletakkan alatnya terlalu dekat dengan sumber serta pengukuran dalam periode yang lama.