Hingga saat ini, pemikiran masyarakat terhadap kaum perempuan masih lekat dengan istilah ”dapur, sumur, dan kasur”. Padahal, kaum perempuan di era millenial ini telah mulai menjadi seorang wanita karir karena faktor ekonomi dan rela meninggalkan tanggung jawabnya dalam mengurus rumah tangga. Namun bagi sebagian besar masyarakat masih tetap mempercayai bahwa kodrat perempuan adalah menjadi Ibu rumah tangga yang mengurus suami, rumah tangga dan anak atau yang disebut dengan peran domestik. Berdasarkan fenomena yang terjadi pada saat ini, tidak jarang terjadi kekerasan pada rumah tangga dan kekerasan pada anak yang disebabkan oleh peran domestik dan peran publik yang tidak dijalani dengan baik. Peneliti merasa tertarik bagaimana peran domestik perempuan terepresentasikan dalam Film Animasi Pendek ”Bao”. Dengan fenomena yang terjadi saat ini, peneliti merasa audiens perlu menerapkan nilai-nilai kesetaraan gender pada kehidupan nyata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika untuk menganalisis objek yang diteliti. Teknik analisis data dilakukan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh John Fiske yaitu “The Codes of Television”. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Peneliti menganalisis bahwa terdapat sebuah ideologi dibalik film animasi pendek ini. Dalam Film Animasi Pendek Bao, feminisme terlihat berusaha direpresentasikan oleh Domee Shi sebagai sutradara perempuan pertama film animasi pendek di Studio Pixar dan Disney. Feminisme adalah gerakan sosial yang bertujuan untuk memperjuangkan kesetaraan gender, mendobrak patriarki dan menghilangkan penindasan pada kaum perempuan.