ABSTRAK
Angklung Pride adalah event rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Saung Angklung Udjo untuk memperingati hari angklung sedunia. Angklung telah disahkan oleh UNESCO sebagai warisan takbenda dunia dari Indonesia pada 16 November 2010. Dalam pengesahannya, UNESCO menitipkan empat pilar yang harus dijaga yaitu terpelihara, terjaga, terpromosikan, dan tergenerasikan. Saung Angklung Udjo melaksanakan perayaan hari angklung sedunia secara khusus karena pihak Saung Angklung Udjo adalah salah satu pihak yang mengembangkan angklung di Jawa Barat dan juga mendorong angklung hingga dapat disahkan oleh UNESCO. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme karena peneliti ingin mengetahui proses manajemen event yang dilakukan oleh Saung Angklung Udjo. Peneliti akan mengartikan apa yang dijelaskan oleh informan sehingga menghasilkan info yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan studi kasus, karena peneliti menggunakan berbagai sumber data untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara sistematis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai proses manajemen event yang dilakukan oleh Saung Angklung Udjo dalam event Angklung Pride dengan menggunakan lima tahapan event menurut Joe Goldblatt yang membagi tahapan sebuah event menjadi lima yaitu riset, desain, perencanaan, koordinasi, dan evaluasi. Hasil dari penelitian ini menjelaskan mengenai manajemen event yang dilakukan oleh Saung Angklung Udjo agar dapat mendukung perwujudan empat pilar yang diberikan oleh UNESCO kepada angklung.
Kata Kunci: Manajemen Event, Angklung Pride, Saung Angklung Udjo