Film merupakan salah satu media massa yang dapat memberikan pengaruh baik secara kognitif, afektif, dan konatif dan juga dapat membentuk sebuah pemikiran bagi yang menonton berdasarkan pesan yang terkandung dan tersampaikan di dalamnya. Dilan 1990 merupakan film yang diangkat dari novel karya Pidi Baiq, yang berjudul Dilan: Dia adalah Dilanku 1990. Kemudian masuk pada awal tahun 2019, film Dilan 1991, yang merupakan sekuel dari Dilan 1990 pun rilis. Film Dilan sendiri sangat terkenal dengan sisi keromantisannya, akan tetapi, dibalik keromantisan tersebut terdapat banyak juga polemik yang terjadi di masyarakat berkaitan dengan adegan-adegan kekerasan yang terjadi di dalam film tersebut. Penulis tertarik untuk meneliti simbolik pada film Dilan 1990 dan Dilan 1991. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk kekerasan simbolik yang dikemas dalam film Dilan 1990 dan Dilan 1991. Untuk mencapai tujuan peneliti ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis Roland Barthes, yaitu makna konotasi dan denotasi. Hasil penelitian menujukkan bentuk-bentuk kekerasan simbolik yang dikemas dalam film Dilan 1990 dan Dilan 1991, yaitu (1) Kekerasan simbolik dalam bentuk Bahasa dan ucapan; (2) Kekerasan simbolik dalam bentuk dominasi kekuasaan; (3) Kekerasan simbolik dalam bentuk tatapan intimidasi dan tatapan kecabulan.