Pertambahan jumlah penduduk adalah salah satu faktor naiknya jumlah timbulan sampah di Perkotaan. Selain itu, penambahan timbulan sampah juga disebabkan perubahan pola konsumsi pada masyarakat. Pola konsumsi yang berubah terlihat dari kehidupan sehari-hari penduduk perkotaan, misalnya kebiasaan membeli makanan siap saji yang menghasilkan sampah berupa wadah tempat makanan, sendok dan garpu sekali pakai, dan pembungkusnya. Pola konsumsi ini sangat memengaruhi penambahan timbulan sampah khususnya di daerah perkotaan. Di Kota Bandung sendiri, untuk meningkatkan efektivitas penanganan sampah, Pemerintah Kota Bandung memperkuat regulasi pengelolaan sampah sejak dari rumah, industri, atau kawasan komersial. Penanganan sampah sejak dari sumbernya itu menjadi poin penting dalam mendukung keberhasilan pengelolaan sampah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui indeks green waste di Kota Bandung, dimana green waste merupakan konsep pengelolaan sampah dengan menggunakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang juga merupakan atribut dari green city.
Penelitian ini dilakukan dengan wawancara terhadap 30 narasumber yang dipilih dengan menggunakan konsep quadruple helix: pemerintah, peneliti/ahli, pelaku bisnis dan masyarakat umum. Berdasarkan metodenya, penelitian ini dikategorikan kedalam penelitian mix method dimana peneliti menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Triangulasi, peer debriefing, dan word association digunakan sebagai teknik analisa secara kualitatif, sedangkan validitas dan reliabilitas, spearman rank, serta tabulasi indeks digunakan sebagai teknik analisa kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan nilai indeks green waste di Kota Bandung adalah sebesar 72.44 yang termasuk ke dalam kategori cukup. Nilai tersebut diintepretasikan memuaskan, beberapa hal masih kurang. Mengacu kepada rentang nilai berdasarkan penilaian assessor reviewer Nasional Dikti.
Kata kunci: green waste, green city, reduce, reuse, recycle