Berinvestasi di Sub-Sektor Ban masih menjanjikan. Saham sub-sektorban dianggap paling prospektif pada 2018 seiring dengan membaiknya fundamental masing-masing penerbit dengan meningkatkan tingkat ekspor ban, terutama ke Eropa. GDYR, GJTL, dan MASA adalah tiga emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 2014-2018. Tesis ini menganalisis harga intrinsik dari saham-saham di Sub-Sektor Ban menggunakan Metode Discounted Cash Flow - Arus Kas Gratis ke Perusahaan (FCFF) dan pendekatan Penilaian Relatif (RV), kemudian memberikan rekomendasi kepada para investor apakah ketiga nilai saham tersebut adalah dinilai terlalu tinggi, dinilai wajar, atau overvalued dan merekomendasikan tindak lanjut untuk hasil penilaian. Dasar estimasi adalah analisis laporan keuangan ketiga perusahaan pada periode 2014 hingga 2018, untuk melakukan penilaian harga wajar saham pada 2018 dan perpanjangan estimasi harga saham pada tahun 2019. Dengan pendekatan DCF-FCFF, hasilnya menunjukkan bahwa saham GDYR overvalued di semua skenario. Harga saham GJTL juga overvalued di skenario Optimis dan Moderat, namun skenario Pesimis overvalued. Sementara itu, harga saham MASA adalah overvalued di semua skenario. Dengan pendekatan PER, hasilnya menunjukkan bahwa saham GDYR & MASA berada dalam posisi overvalued di semua skenario. Namun saham GJTL berada dalam posisi overvalued di semua skenario. Dengan pendekatan PBV, hasilnya menunjukkan bahwa harga saham GDYR & MASA berada dalam posisi overvalued di semua skenario. Namun harga saham GJTL berada di posisi overvalued di semua skenario.
Kata kunci: ban, DCF, FCFF, per, pbv, rv, valuasi