Persaingan pemasaran di Indonesia saat ini semakin ketat. Persaingan ini berdampak pada strategi pemasaran tiap perusahaan. Perusahaan perlu melakukan branding dan positioning yang baik serta memilih target pasar yang sesuai. Semakin berkembangnya zaman, branding mulai dilakukan pada warna logo perusahaan modern salah satunya perusahaan e-commerce. Hal ini menimbulkan adanya perusahaan yang dikenal oleh masyarakat dan tidak terlalu dikenal oleh masyarakat sehingga menimbulkan perilaku konsumen terhadap suatu perusahaan. Perilaku konsumen dapat dideteksi menggunakan survei, namun metoda ini memiliki kekurangan pada kedalaman analisis untuk mengukur perilaku konsumen. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan melalui studi neuroscience khususnya pada neuromarketing. Neuromarketing telah digunakan untuk mengukur perilaku konsumen melalui beberapa stimulus, salah satunya dengan warna logo. Pengukuran respon neuromarketing terhadap otak manusia dapat menggunakan analisa sinyal electroencephalography (EEG). Pengukuran sinyal EEG dengan stimulus berupa warna logo menggunakan 16 kanal dilakukan pada dua tahap, yaitu pengambilan data dan pre-processing. Pengambilan data dilakukan pada enam subjek mahasiswa Telkom University yang berumur 19-24 tahun. Subjek diberikan stimulus sebanyak lima warna logo original dan lima warna logo yang sudah diubah warnanya dengan jumlah pertanyaan tiga sesi. Pre-processing menggunakan filter bandpass butterworth orde 4 dengan pita frekuensi adalah theta-band pada rentang frekuensi 4 – 8 Hz. Pengolahan data mengenai perubahan warna menggunakan kuesioner dan data sinyal EEG diolah pada domain spasial dan domain spektral untuk melihat area aktif short-term memory. Hasil yang diperoleh adalah bahwa adanya pengaruh perubahan warna logo terhadap ingatan konsumen dan letak area aktif short-term memory pada warna logo.