Partikel dengan ukuran <2,5 µm (PM2.5) dan >10 µm (PM10¬¬) sangat berisiko bagi kesehatan manusia. Pada penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemantauan konsentrasi massa PM2.5 dan PM10 dan menganalisis pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat di wilayah cekungan udara Bandung Raya. Aplikasi yang digunakan untuk menganalisis kesehatan yaitu AirQ+. Pengukuran konsentrasi massa PM2.5 dan PM10 menggunakan sensor SKU:SEN0177 di Gedung Tokong Nanas Universitas Telkom dengan periode pengukuran 20 Agustus 2018 sampai dengan 19 Agustus 2019 dengan konsentrasi masa rata-rata tahunan PM¬2.5¬ 47,8 µg/m3 dan PM¬10¬ 52,6 µg/m3. Data kesehatan diambil dari data rumah sakit dengan radius kurang dari 6 km dari lokasi pengukuran polutan. Estimasi mortalitas disebabkan oleh paparan jangka panjang PM2.5 yang dihasilkan AirQ+ tertinggi terjadi pada penyakit jantung iskemik sebanyak 189 kasus kematian dengan attributable proportion (AP) sebesar 21,2% dan terendah terjadi pada kanker paru-paru dengan 2 kasus dengan nilai AP 17,68 %. Sedangkan morbiditas akibat paparan jangka panjang PM10 tertinggi terjadi pada bronkitis kronik pada orang dewasa sebanyak 2479 kasus penyakit dengan AP 37,58 % dan terendah terjadi pada post neo-natal sebanyak 18 kasus penyakit dengan AP 15,39%. Morbiditas akibat paparan jangka pendek PM2.5 dan PM10 juga dilakukan pada bulan Maret-April dan Juli-Agustus 2019 dengan parameter penyakit cardiovascular disease, respiratory disease dan asthmatic dimana kasus yang terjadi lebih tinggi pada bulan juli-agustus yang merupakan musim kemarau dibanding pada bulan maret-april yang merupakan musim penghujan. Angka kesehatan terkait PM2.5 dan PM10 juga disebabkan oleh sumber pencemar di sekitar lokasi penyakit seperti dekat dengan lokasi kawasan industri, pembakaran sampah, pembangunan perumahan dan emisi kendaraan bermotor. Hal tersebut membuktikan bahwa konsentrasi massa PM2.5 dan PM10 tinggi sangat mempengaruhi kesehatan manusia disekitarnya.