Kata cina merupakan panggilan yang diucapkan ketika melihat seorang etnis tionghoa. Dulu pemanggilan kata “cina” memiliki makna yang tidak baik di masyarakat karena diucapkan dengan rasa kebencian dan amarah akibat dari kejadian kerusuhan tahun 1998. Kata cina ini pun tertanam di pikiran masyarakat ketika melihat seorang etnis tionghoa. Kata ini diucapkan dengan cara menertawakan, mengejek, merendahkan yang dilakukan secara terus menerus yang menjadi suatu tindakan bullying terhadap etnis tionghoa. Film yang mengangkat tindakan bullying terhadap etnis tionghoa adalah Film Ngenest. Ngenest merupakan film comedi yang bercerita tentang Ernest seorang keturunan tionghoa yang mengalami tindakan bullying di lingkungan sekolah dan masyarakat karena berbeda dengan teman-temannya. Tindakan bullying tersebut berupa pemanggilan kata-kata cina dan adanya bullying fisik yang dialami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk tindakan bullying yang terdapat dalam Film Ngenest dan menghitung persentase kemunculan adegan bullying tersebut untuk mengetahui dominan adegan bullying yang sering terjadi. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi deskriptif kuantitatif dengan menggunakan paradigma positivistik. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa dalam film Ngenest terdapat 19 adegan bullying dengan jenis bullying fisik, bullying verbal, bullying relasional. Adegan bullying yang memiliki persentase tinggi yaitu bullying verbal 52,63 % dengan kemunculan adegan sebanyak 10 kali. Kedua bullying fisik dengan persentase 36,84 % dengan kemunculan adegan sebanyak 7 kali. Dan adegan bullying yang jarang terjadi yaitu bullying relasional 10,52 % dengan kemunculan 2 kali.
Kata kunci : Analisis Isi, Film, Bullying, Etnis Tionghoa