Aborsi adalah terjadinya keguguran janin yang disebabkan oleh tindakan abortus baik yang disengaja ataupun tidak disengaja karena salah satu faktornya adalah kehamilan yang tidak diinginkan. Faktor remaja melakukan aborsi salah satunya karena rendahnya kontrol keluarga dan kurangnya komunikasi yang baik. Oleh karena itu sangat dibutuhkan komunikasi yang baik antara orangtua dan anak serta fungsi keluarga sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh dan sosialisasi anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya guna tercapainya keluarga sejahtera. Hal tersebut karena semakin rendahnya keberfungsian suatu keluarga, maka kenakalan remaja akan semakin tinggi dan sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi keluarga dalam menerapkan fungsi keluarga pada anak pelaku tindak aborsi dengan menggunakan teori dari Fitzpatrick dan Koerner yaitu pola komunikasi keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan paradigma konstruktivis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi keluarga dalam menerapkan fungsi keluarga melalui orientasi percakapan dan orientasi konformitas pada keluarga anak pelaku tindak aborsi memiliki fungsi yang paling dominan diterapkan yaitu pada fungsi agama dan fungsi perlindungan, fungsi lain yang masih diterapkan adalah fungsi reproduksi dan ada perbedaan pola komunikasi keluarga berdasarkan pengalaman anak yang melakukan aborsi dalam penekankan pada fungsi keluarga terutama pada fungsi agama dan fungsi perlindungan.
Kata Kunci: Aborsi, Pola Komunikasi Keluarga, Orientasi Percakapan, Orientasi Konformitas, Fungsi Keluarga