Praktik manajemen laba merupakan upaya untuk mengubah, menyembunyikan, dan merekayasa angka-angka dalam laporan keuangan dan mempermainkan metode dan prosedur akuntansi yang digunakan perusahaan. Hal ini dilakukan karena pihak manajemen termotivasi oleh banyak faktor yaitu motivasi rencana bonus, kontrak utang jangka panjang, motivasi perpajakan, penawaran saham perdana, penawaran obligasi perdana, dan motivasi politik. Pada penelitian ini manajemen laba diproksikan dengan discretionary accruals.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, aset pajak tangguhan, kepemilikan manajerial, dan free cash flow terhadap manajemen laba secara simultan dan parsial pada perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi dalam penelitian ini adalah pada perusahaan sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016-2018. Teknik pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dan diperoleh 26 perusahaan dengan pengamatan selama tiga tahun sehingga diperoleh 78 sampel yang diobservasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan software Eviews 10.
Berdasarkan hasil penelitian, perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, aset pajak tangguhan, kepemilikan manajerial, dan free cash flow berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba. Secara parsial, beban pajak tangguhan berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Sedangkan perencanaan pajak, aset pajak tangguhan, kepemilikan manajerial, dan free cash flow tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kata Kunci: Perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, aset pajak tangguhan, kepemilikan manajerial, free cash flow, manajemen laba.