Permainan tradisional adalah salah satu bagian dari ragam kebudayaan yang tumbuh di Indonesia. Sebelum perkembangan teknologi muncul, aneka permainan tradisional sempat mewarnai kehidupan anak-anak di antaranya dikenal luas di berbagai daerah, seperti petak umpet, galah asin atau gobak sodor, kelereng, lompat karet, serta bentengan. Namun itu nyatanya hanya segelintir dari ribuan permainan yang tersebar di Indonesia. Dengan pesatnya teknologi, permainan tradisional mulai terlupakan dan tergantikan oleh gadget dan game online yang memanfaatkan teknologi juga kurangnya pola gerak untuk pemainnya, lebih cenderung kurang komunikasi dan bersifat individualistik, dibandingkan dengan permainan tradisional yang mengajarkan anak untuk bekerjasama, kejujuran, kekompakan serta banyak melakukan aktivitas fisik yang baik bagi kesehatan anak-anak.
Metode yang akan digunakan adalah observasi di Pakarangan Ulin milik Komunitas Hong di Bandung, Jawa Barat. Selain itu adanya wawancara yang di ajukan pada Komunitas Hong, serta metode studi pustaka berupa buku referensi dan artikel yang mendukung dasar pemikiran dalam perancangan.
Pelestarian permainan tradisional sangat dibutuhkan dalam perkembangan nilai moral anak, dan juga untuk kebudayaan Indonesia dengan cara memperkenalkan dan mengajarkan nilai-nilai dalam permainan tradisional, disertai juga dengan upaya penyadaran terkait permasalahan permainan tradisional
Maka dari itu perlu adanya platform yang digunakan untuk memperkenalkan dan sebagai media edukasi mengenai nilai-nilai permainan tradisional. Platform ini berupa boardgame edukasi karena permainan merupakan hal yang paling dekat dengan anak-anak. Di dalam boardgame tersebut anak diajarkan nilai penting yang ada dalam permainan tradisional seperti kerjasama, empati, kejujuran, dan lainnya yang dapat diimplementasikan serta memancing kreativitas anak.
Kata kunci : Media, Edukasi, Pelestarian, Permainan Tradisional, Budaya, Anak-Anak, Permainan Papan.