Gojek sebagai startup pertama yang meraih status unicorn dan decacorn di Indonesia merupakan representasi terdepan sebuah perusahaan rintisan yang mampu menjawab kebutuhan pasar dengan berbagai inovasi dan kreativitas yang ada. Dengan cara bekerja yang lebih fleksibel daripada perusahaan pada umumnya dengan memiliki staff berusia muda (millennial generation), kantor Gojek sengaja dirancang untuk memenuhi aktivitas-aktivitas utama dan penunjang bagi para pegawai hingga pengunjung yang datang (Capnary, 2018). Namun, dalam kenyataannya saat ini, kantor Gojek Bandung kurang memenuhi standar perancangan kantor dan tidak memenuhi kebutuhan aktivitas hingga kurangnya identitas perusahaan yang seharusnya ditampilkan. Hal ini terlihat dari bagaimana pembagian ruang publik dan ruang kerja yang kurang jelas, alur sirkulasi yang tidak efektif, hingga konsep interior dari identitas perusahaan yang tidak tampak. Keadaan seperti ini membuat para pegawai merasa tidak nyaman ketika bekerja di dalam kantor sehingga harus mencari suasana baru di luar kantor yang mana semakin membuat pekerjaan tidak efektif ketika dibutuhkan koordinasi secara langsung. Gojek memiliki inisiasi untuk melakukan reinstatement kantor dengan perpindahan dari kantor yang lama menuju kantor yang baru, hal ini menjadi salah satu program utama PT. Karya Anak Bangsa di awal dekade baru ini dan akan diteruskan pada tahun-tahun selanjutnya di beberapa kantor cabang lain. Hal ditujukan untuk mendorong bisnis dan citra perusahaan sehingga dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis yang lainnya. Hal tersebut menjadi latar belakang dalam pemilihan topik ini sebagai proyek tugas akhir perancangan ulang kantor Gojek Bandung.