Hadirnya teknologi modern, Industri batik tulis semakin terancam keberadaannya, saat ini banyak sekali beredar batik printing. hal menyebabkan pasar batik tulis ini terus menurun. Ini berdampak pada para pembatik yang terancam kehilangan profesinya dan banyak pengerajin batik yang gulung tikar karena tidak kuat bersaing. Dari hal tersebut disimpulkan bahwa ada beberapa permasalahan yang terjadi dalam industri batik tulis di Kampung Batik Laweyan Solo. Dalam masalah tersebut disimpulkan dalam fokus masalah yaitu kenapa bisa masyarakat luar tidak mengetahui keberadaan kampung batik laweyan, bagaimana bisa eksistensi batik tulis terus menurun, dan mengapa bisa masyarakat tidak bisa membedakan bahkan tidak peduli dengan perbedaan batik tulis dan batik printing. Dalam hal ini penulis menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi di Kampung Batik Laweyan, wawancara dengan Dinas Pariwisata kota Solo, perajin batik, dan pembatik. Setelah itu dilanjutkan dengan studi pustaka yang merujuk pada berita di Suara.com yang ditulis oleh Iwan Supriyatna dan Ari Purnomo, buku Batik Nusantara yang ditulis oleh Ari Wulandari tahun 2011 dan jurnal skripsi Universitas Indonesia yang ditulis oleh Diana Elma Widyaningrum tahun 2014, dan yang terakhir menggunakan metode SWOT. Hasil Penelitian ini yaitu solusi berupa perancangan sebuah website kamus batik sebagai media informasi yang efektif untuk para wisatawan yang tentunya mudah diakses.
Kata Kunci : Batik Tulis, Kampung Batik Laweyan, Solo, Pembatik