Luapan informasi yang terjadi di era digital ini menempatkan masyarakat pada situasi yang membingung, masyarakat menjadi sulit untuk mengolah dan membedakan antara informasi yang benar dengan informasi yang tidak benar (salah satunya berita hoax), berita hoax tak lepas kaitannya dengan post-truth yang digambarkan sebagai keadaan yang membuat sebuah informasi atau berita tidak lagi ditentukan kebenarannya berdasarkan data dan fakta yang ada, melainkan hanya melalui penilaian subjektif dan perasaan masyarakat. Hal ini tentunya merugikan masyarakat bukannya menciptakan suasana harmonis dan kondusif hal ini malah membuat masyarakat bingung dan yang paling parah menimbulkan konflik antar masyarakat yang tentunya merugikan diri sendiri maupun merugikan orang disekitarnya. Oleh karena itu diperlukan sebuah media yang dapat mengedukasi dan menginformasikan mengenai hoax dan era post-truth serta cara menyikapinya. Untuk membuat percancangan tersebut penulis menggunakan metode-metode yang berguna untuk pengumpulan data, metode tersebut antara lain observasi, wawancara, studi pustaka, dan kuesioner. Serta menganalisa kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman dari media edukasi tersebut. Diharapkan agar media ini dapat membuat masyarakat paham dan teredukasi mengenai hoax dan era post-truth, sehingga masyarakat dapat mengambil sikap yang tepat agar penyebaran hoax dan era post-truth tidak mempengaruhi diri sendiri maupun orang lain terlebih keluarga.