Disabilitas Bisu Tuli merupakan seseorang yang memiliki keterbatasan dalam mendengar dan berbicara. Keterbatasan mendengar dan berbicara membuat disabilitas bisu tuli sangat sulit untuk berkomunikasi, terutama kepada orang normal. Disabilitas bisu tuli sendiri di Indonesia masih belum terpenuhi hak-haknya, salahsatunya adalah pekerjaan. Implementasi pemenuhan hak untuk bekerja bagi disabilitas bisu tuli selama ini tidak berjalan dengan baik. Di Purbalingga terdapat 7.885 jiwa penyandang disabilitas dengan jumlah usia produktif (15-64) tahun sebanyak 5.071 jiwa. Sebanyak 42 orang saja yang bekerja di 12 perusahaan berbeda. Angka ini cukup kecil mengingat hak bagi mereka adalah 1% atau setara dengan 502 pekerja bagi disabilitas. Tidak terpenuhinya hak bekerja disabilitas ini dikarenakan pemerintah dan masyarakat hanya berorientasi pada bantuan dan santunan. Masalah ini dapat diselesaikan dengan diadakannya Film Pendek. Perancangan film pendek ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Perancangan film pendek ini bertujuan untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai kehidupan disabilitas bisu tuli ditengah-tengah masyarakat, serta memperlihatkan pentingnya pemberdayaan bagi mereka untuk dapat bekerja. Hasil dari penelitian ini adalah perancangan film pendek menggunakan Psikologi Komunikasi sebagai pendekatan jobdesk Penata Kamera. Penulis berharap perancangan Film Pendek ini dapat membantu dalam eksplorasi para sineas maupun mahasiswa film dalam menyelesaikan permasalahan film sejenis.
Kata kunci : Disabilitas Bisu Tuli, Penata Kamera, Film Pendek