Fenomena stereotip dapat muncul karena teknologi media sosial yang terus-menerus menyalurkannya, berdampingan dengan sistem penyaring dan penghitungan data berupa filter bubble. Penelitian ini berkhusus pada dampak stereotyping terhadap muslim yang dianggap ekstrimis karena penampilannya, dan bermula dari pengetahuan seorang remaja yang kerap mengakses media sosial melalui seluler pintar. Dengan metode penelitian kualitatif yang berfokus pada perspektif sosio-kultural, ditemukan bahwa penampilan yang dikenakan seseorang berfungsi untuk mengungkapkan identitas penggunanya, sehingga alasan terbentuknya stereotip melalui media sosial menjadi lebih terjabarkan. Selaku desainer produksi dalam perancangan film pendek ini, digunakan sudut pandang fashion sehubungan dengan penampilan seseorang atau sekelompok orang beragama Islam yang dianggap ekstrimis karena penampilannya, termasuk pakaian & atribut. Tidak terlepas dari tanggung jawab atas setting property, blocking, dsb., desain produksi ini berfokus pada pilihan wardrobe. Perancangan produksi ini bertujuan untuk memberi pemahaman tentang stereotip dengan mengedukasi audien melalui empati yang diwujudkan lewat detil tata artistik ke dalam film pendek.