ABSTRAK
PERANCANGAN PANTI ASUHAN YATIM BANI SALAM BANDUNG DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGIS
Adilla Retno Savitri
Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom
Jl. Telekomunikasi No.1, Terusan Buah Batu, Sukapura, Bandung, Jawa Barat 40257
Menurut Badan Pusat Statistik menyebutkan jumlah kemiskinan di Indonesia pada tahun 2019 sudah mencapai 25.14 jiwa atau setara dengan 9.14% dari total jumlah penduduk di Inonesia. Dengan hal ini menyebabkan tidak sedikit orang tua yang menelantarkan anaknya dengan alasan permasalahan ekonomi, dengan hal tersebut menyebabkan anak kehilangan dan mengorbankan hak-nya sebagai anak demi membantu keluarga dalam hal ekonomi. Sedangkan pada dasarnya anak adalah penerus kesuksesan bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan adanya permasalahan diatas, maka terbentuknya Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak atau Panti Asuhan, yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan dengan cara melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar dan menjadi pengganti orang tua bagi mereka dalam memenuhi kebutuhan fisik, emntal, dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat, dan memadai bagi pengembangan kepribadian sang anak.
Panti Asuhan Yatim Bani Salam adalah salah satu panti asuhan yang menampung dan menyelamatkan masa depan anak-anak terlantar yang berada di Kota Bandung dan sekitarnya. Panti asuhan yang berada di jl. Terusan Buah Batu No.283, Kujangsari, Kec. Bandung Kidul, Kota Bandung yang mewajibkan anak-anaknya untuk mendapatkan Pendidikan akademik disekolah dan tidak lupa menanamkan ilmu agama islam kepada anak-anak. Panti asuhan selain menjadi tempat belajar dan bersosialisasi, juga menjadi akses pembentukan dan pengembangan karakter serta keterampilan dan kreativitas anak. Seperti yang sudah disampaikan oleh Erik Hidayat selaku Wakil Ketua KADIN Indonesia bidang Ekonomi Industri yang menyatakan bahwa pada era abad ke-21 ini, kreativitas menjadi sumber daya ekonomi utama dan industri, maka dari itu fokus dari perancangan panti asuhan ini adalah untuk emmberikan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung dan meningkatkan kreativitas anak, selain itu juga membentuk anak untuk dapat berfikir kreatif, kritis dan inofatif, serta membentuk pola pikir yang baik pula.
Tujuan dari perancangan panti asuhan ini adalah untuk merancang interior Panti Asuhan Yatim Bani Salam yang menciptakan panti asuhan dengan fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan anak dan pengembangan keterampilan anak, dengan hal tersebut diharapkan panti asuhan ini dapat menciptakan bibit-bibit manusia yang dapat berguna bagi sesama dan memiliki masa depan yang baik sesuai dengan bidangnya masing-masing. Metode yang digunakan dalam perancangan panti asuhan ini adalah dengan cara observasi yaitu dibutuhkan untuk survey lapangan dan berkunjung secara langsung ke Panti Asuhan Yatim Bani Salam Bandung dan melakukan pengamatan baik fisik maupun non fisik, metode wawancara yang berupa menjelaskan maksud kedatangan dan mengajukan pertanyaan seputar perancangan ini, selain itu dengan metode dokumentasi yang berarti memperoleh informasi melalui foto ataupun video.
Pendekatan yang digunakan dalam perancangan panti asuhan ini yang memiliki pengguna atau user utama anak-anak terlantar yang berkisar antara 4 – 18 tahun adalah psikologis. Penggunaan pendekatan psikologis ini dibutuhkan karna dalam perancangan panti asuhan yang berfokus pada perkembangan keterampilan dan kreativitas anak yang dibutuhkannya teori mengenai perkembangan apsikologis anak dan remaja, serta pelayanan rehabilitasi dan adaptasi yang berupa standarisasi pelayanan yang diharuskan ada didalam panti asuhan. Dengan tujuan agar anak dapat mandiri dan dapat dengan mudah menyatu dengan masyarakat luas.
Kata kunci: Kemiskinan, Panti Asuhan, Anak Terlantar, Kreativitas.
?
ABSTRACT
INTERIOR DESIGN OF YATIM BANI SALAM ORPHANAGE IN BANDUNG WITH PSYCHOLOGICAL APPROACH
Adilla Retno Savitri
Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom
Jl. Telekomunikasi No.1, Terusan Buah Batu, Sukapura, Bandung, Jawa Barat 40257
According to the Central Statistics Agency, the number of poverty in Indonesia in 2019 has reached 25.14 people, equivalent to 9.14% of the total population in Indonesia. With this, many parents have abandoned their children on the grounds of economic problems, with it causing children to lose and sacrifice their rights as children to help families in economic matters. While basically children are the successors of the success of the Indonesian nation itself. With the above problems, the formation of the Child Welfare Institution or Orphanage, which has the responsibility to provide services by carrying out the support and alleviation of abandoned children and become a substitute for their parents in meeting physical, emotional and social needs for foster children so have broad, appropriate and adequate opportunities for the development of the child's personality.
The Orphanage Bani Salam Orphanage is one of the orphanages that saves and saves the future of abandoned children in the city of Bandung and beyond. The orphanage located at Jl. Terusan Buah Batu No.283, Kujangsari, Kec. Bandung Kidul, Bandung City which requires children to get academic education that has been processed and does not forget to instill Islamic religious knowledge for children. The orphanage is not only a place for learning and socializing, but also an access and development of children's character and skills. As Erik Hidayat as the Deputy Chairperson of the Indonesian Chamber of Commerce and Industry stated in the 21st century, creativity is the main economic and industrial resource, therefore the designation of the orphanage is designed to provide facilities that can support and increase children's creativity, besides that it also makes children to be able to think creatively, critically and innovatively, as well as to make a good mindset too.
The purpose of this orphanage design is to design the interior of the Orphanage Bani Salam Orphanage which creates an orphanage with facilities that can meet the needs of children and the development of children's skills, with it is expected that this orphanage can create human seeds that can be useful for others and have a good future in accordance with their respective fields. The method used in the design of this orphanage is by observation which is needed for field surveys and visits directly to the Orphanage Bani Salam Bandung Orphanage and observing both physical and non-physical, interview methods in the form of explaining the purpose of arrival and asking questions about this design, in addition to the method of documentation which means obtaining information through photos or videos.
The approach used in the design of this orphanage which has users or primary users of neglected children ranging from 4-18 years is psychological. The use of this psychological approach is needed because in the design of an orphanage that focuses on the development of children's skills and creativity, the need for theories on a psikological development of children and adolescents, as well as rehabilitation and adaptation services in the form of standardization of services required in orphanages. With the aim that children can be independent and can easily blend with the wider community.
Keywords: Poverty, Orphanages, Neglected Children, Creativity.