Kebebasan berekspresi merupakan hak semua manusia, tidak mengenal ras, gender, agama dan lainnya. Mereka semua memiliki jumlah besaran hak yang sama dalam mengekspresikan diri mereka. Bahkan di masyarakat kita sudah sering mendengar kalimat-kalimat seperti “ be yourself ” dan “ kebebasan berekspresi ” tapi jika kalimat ini sudah mengarah ke gender expression konotasi masyarakat pada umumnya terhadap kebebasan berekspresi dalam ranah gender ini masih buruk, mereka seperti tidak setuju jika kebebasan berekspresi bisa sebebas itu. Seniman sempat berbincang-bincang dengan pelaku gender expression dia berpendapat “ masyarakat menolak keberadaan kami karena mereka tidak mengerti apa itu gender expression “ ada benarnya memang, kurangnya edukasi selalu jadi kendala dalam pemahaman masyarakat akan topik- topik yang berat seperti gender expression ini, yang akhirnya munculah sikap- sikap judgemental dalam masyarakat, walaupun sebenarnya seniman kurang sependapat dengan narasumber yang seniman wawancara terkait pendapatnya, karena menurut seniman pribadi, manusia itu tidak perlu saling memahami untuk bisa saling menghargai. Seniman percaya bahwa berempati adalah sikap yang tepat agar manusia bisa memanusiakan manusia dan bahwa semua manusia memiliki rasa empati di dalam dirinya walaupun besar kecilnya berbeda setiap manusia. Di karya ini seniman ingin bereksperimen langsung dengan empati ini dan membuktikan bahwa rasa empati ini memang benar dimiliki semua manusia. Seniman ingin memvisualisasikan keresahan pelaku gender expression ini dengan tujuan menyentil empati yang dimiliki oleh para audience saat melihat karya ini, sedangkan bentuk karya ini adalah berupa video instalasi yang memainkan ruangan gelap dan terdapat satu monitor yang dikelilingi oleh mannequin . Dalam monitor terdapat sebuah video yang menggambarkan bentuk konflik dari seorang Androgyny dan stigma negatif masyarakat secara surrealis. Di instalasi ini video dalam monitor merepresentasikan keresahan pelaku gender expression sedangkan mannequin merepresentasikan masyarakat. Seniman berharap melalui karya ini manusia bisa lebih menghargai sesama manusia lainnya.
Kata Kunci : Kebebasan Berekspresi, Ekspresi Gender, Empati