Spekulasi dan resiko yang terjadi sebagai akibat dari perkembangan pasar modal saat ini, telah mendorong investor untuk melakukan usaha lindung nilai terhadap aset-aset yang dimiliki. Salah satu usaha lindung nilai (hedging) yang dilakuan adalah dengan membeli kontrak opsi beli saham (stock call option). Meskipun metode perhitungan harga opsi seperti Binomial Tree dan Black Scholes telah banyak digunakan dalam praktek bisnis sehari-hari, namun para peneliti terus mencari metode lain yang dianggap akan mampu menghitung harga opsi lebih akurat atau memiliki bias yang lebih kecil, jika dibandingkan dengan metode yang sudah ada dan sudah digunakan.
Penelitian ini mencoba membandingkan metode Black Scholes dan metode Simulasi Monte Carlo, sehingga dapat diketahui metode mana yang memiliki bias lebih kecil. Objek penelitiannya yaitu 3 perusahaan yang terdaftar di Tokyo Stock Exchange yaitu Toyota Motor Corporation, Honda Motor Co. LTD, dan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc selama periode Mei 2010 sampai Mei 2012.
Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif komparatif, dengan data berupa data sekunder. Dalam pengujian hipotesisnya peneliti menggunakan uji beda dua rata-rata dengan tingkat signifikansi 5%.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa, jika dilihat dari Total Squared Error yang dihasilkan, metode Simulasi Monte Carlo memiliki Total Squared Error yang lebih kecil daripada metode Black Scholes. Tetapi hal ini tidak terbukti secara statistik karena kurang signifikannya selisih Total Squared Error antara Black Scholes dan simulasi Monte Carlo, atau dengan kata lain metode Simulasi Monte Carlo tidak benar-benar lebih akurat jika dibandingkan dengan metode Black Scholes.
Kata kunci : Black Scholes, simulasi Monte Carlo, opsi beli.