Air merupakan salah satu sumber daya alam yang jumlahnya sangat melimpah dan penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi. Salah satu sumber air adalah sungai. Namun, kondisi sungai saat ini khususnya di Indonesia sudah cukup tercemar. Salah satu sungai yang berstatus cemar berat berada di Jawa Barat, yaitu sungai Citarum.
Kurangnya alat monitoring menyebabkan pemantauan kualitas air dilakukan secara tradisional dengan cara memantau secara langsung dan membawa sampel air ke laboraturium. Oleh sebab itu pada penelitian ini dibuat sebuah sistem monitoring yang memanfaatkan teknologi Internet of Things. Sistem yang dibuat berupa prototipe dengan menggunakan beberapa sensor, yaitu sensor pH, suhu, dan kekeruhan yang dapat dengan mudah mendeteksi kualitas air yang sesuai dengan standar baku mutu dalam undang-undang. Pengguna dapat memantau kualitas air tersebut yang ditampilkan di website melalui internet.
Pada tugas akhir ini, penulis mengambil data penelitian di daerah Daeyeuhkolot. Sensor yang digunkan memiliki tingkat akurasi 98,72% untuk sensor pH dan 99,58% untuk sensor suhu. Hasil dari pembacaan alat akan diolah pada Wemos Lolin D32 sebagai mikrokontroler utama dan dikirim ke firebase lalu hasilnya dapat dilihat pada website. Lama waktu kirim data ke website dipengaruhi oleh delay, semakin jauh jarak alat dari access point maka delay yang dihasilkan semakin lama. Pada jarak 1 meter delay 3,052 detik, pada jarak 5 meter delay sebesar 6,866 detik, dan pada jarak 10 meter delay yang dihasilkan sebesar 7,506 detik.
Kata Kunci: Microcontroller, Prototype, Sistem, Firebase, Kualitas Air, Standar Baku Mutu, Internet of Things.