Pada masa PT Angkasa Pura I (Persero) Yogyakarta melaksanakan proses pembangunan bandara yang terletak di kabupaten Kulon Progo, terjadi penolakan yang menjadi sorotan publik dalam waktu yang cukup lama, baik melalui media massa maupun media sosial. Meskipun menjadi sorotan publik melalui pemberitaan dan isu-isu negatife, pemberitaan yang beredar mulai menuju kearah pemberitaan yang positif. Keadaan ini tidak lepas dari adanya peranan Humas didalam perusahaan sehingga PT Angkasa Pura I (Persero) Yogyakarta terlepas dari krisis pemberitaan yang menerpa perusahaan selama proses pembangunan bandara YIA yang pada awal pembangunan bersama NYIA. Dalam penelitian ini peneliti berfokus pada hubungan masyarakat dan strategi komuniksi krisis. Dengan tujuan mengetahui strategi komunikasi krisis yang dilakukan humas PT Angkasa Pura I (Persero) Yogyakarta dalam mengatasi pemberitan negatif yang datang melalui media selama proses pembangunan bandara Internasional di Kulon Progo. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif dengan menggunakan paradigma konstruktivis. Peneliti menggunakan analisis data yang berasal dari hasil wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, serta hasil studi literatur. Informan yang akan dipilih berasal dari Tim Hubungan Masyarakat Kantor Cabang dan Tim Hubungan Masyarakat kantor proyek PT Angkasa Pura I (Persero) Yogyakarta, Akademisi yang Ahli di bidang Kehumasan, dan Wartawan Media Kompas.com. Hasil dari penelitian ini adalah dalam tahapan deteksi isu PT Angkasa Pura I (Persero) Yogyakarta memiliki tim komunikasi yang berperan untuk melakukan media monitoring dan relasi media. Pada tahapan perencanaan humas berfokus untuk tidak terlalu reaktif terhadap pemberitaan dengan memiliki klasifikasi pemberitaan yang perlu dilakukan respon, memaksimalkan pada proses klarifikasi, menerapkan satu suara, serta memiliki SOP dalam mengirimkan informasi kepada media. Pada tahapan pasca krisis dilakukan dengan komunikasi empati dan memperluas saluran komunikasi kepada publik