ABSTRAK
Dalam berinvestasi di pasar modal, para investor dapat meminimalkan risiko dari kegiatan investasi melalui pembentukan portofolio. Portofolio pada dasarnya berkaitan dengan bagaimana seseorang mengalokasikan sejumlah dana dalam berbagai jenis investasi yang hasilnya mencapai keuntungan yang optimal. Dengan membuat diversifikasi, investor dapat mengurangi tingkat risiko dan pada saat waktu yang sama dapat mengoptimalkan tingkat pengembalian yang diharapkan. Untuk membuat portofolio terdapat berbagai macam model yang dapat digunakan.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa pembentukan portofolio optimum. Model yang digunakan adalah model Excess Return to Beta, Roy’s Criterion, Kataoka, dan Telser. Hasil keempat model tersebut kemudain dievaluasi menggunakan metode pengukuran Sharpe
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini difokuskan hanya pada pembentukan portofolio saham LQ45 pada periode bullish, yaitu periode di saat harga saham cenderung meningkat dan periode bearish, yaitu periode di saat harga saham cenderung menurun, selama rentang waktu Februari 2008 hingga Juli 2011.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa masing-masing model untuk setiap periode bullish dan bearish menghasilkan kombinasi portofolio yang berbeda. Setelah dilakukan pengukuran kinerja portofolio menggunakan metode Sharpe dihasilkan kesimpulam berupa model Excess Return to Beta merupakan model yang memberikan kinerja terbaik baik di periode bullish maupuan bearish, dan model Kataoka merupakan model yang memberikan kinerja terburuk di antara keempat model lainnya.
Kata kunci: portofolio optimum, excess return to beta, roy’s criterion, kataoka, telser , metode sharpe