PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan penyedia layanan konstruksi dan pengelolaan infrastruktur jaringan. Dalam pelaksanaan proyek tersebut, PT.XYZ sering mengalami keterlambatan. Keterlambatan proyek dikarenaan beberapa faktor diantaranya adalah perubahan situasi serta kondisi yang dinamis dan seringkali disebabkan dari kendala internal proyek. Dengan menerapkan manajemen proyek, suatu organisasi dapat menyelesaikan proyek secara efektif dan efisien. Terdapat 3 proyek yang sedang dilaksanakan pada PT.XYZ yaitu adalah SDI, FTTH, SPBU. Proyek-proyek tersebut memiliki seorang manajer proyek yang dipercayai untuk mengelola dan memimpin proyek. Oleh karena itu kualitas dan kompetensi yang dimiliki manajer proyek sangatlah penting untuk menjamin keberhasilan proyek-proyek tersebut. Hal tersebut mendorong untuk dilakukannya penilaian terhadap manajer proyek pada PT. XYZ menggunakan metode Manager Competency Development Framework (PMCDF)® aspek performansi. Berdasarkan pada Project Management Body of Knowledge aspek performansi memiliki 10 unit kompetensi yang dapat digunakan untuk penilaian manajer proyek. Dari 10 unit kompetensi yang ada, dilakukan penyaringan unit kompetensi dengan metode pembobotan AHP. Metode ini digunakan untuk mengetahui unit kompetensi mana yang memiliki pengaruh besar terhadap proyek sesuai dengan karakteristik, budaya, dan kebutuhan perusahaan. Dari hasil penilaian diperoleh 4 unit kompetensi yang memiliki pengaruh besar pada perusahaan yaitu manajemen kualitas proyek 24%, manajemen sumber daya manusia proyek 20%, manajemen integrasi proyek 15%, dan manajemen risiko proyek 14%. Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan pada masing-masing unit kompetensi, manajer proyek masih memiliki kekerungan dalam memimpin pelaksanaan proyek. Oleh karena itu akan diberikan usulan perbaikan dari kekekurangan yang dimiliki manajer proyek agar dapat meingkatkan kompetensi untuk dapat mendukung keberhasilan proyek.
Kata Kunci: Manajer proyek, PMCDF®, kompetensi performansi, AHP