Dalam melakukan investasi, investor dan regulator perlu melakukan investasi. Salah satu analisis yang perlu diperhatikan yaitu analisis makroekonomi terhadap suatu negara. Analisis makroekonomi yaitu analisis yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di negara tersebut. Kondisi ekonomi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya inflasi, nilai tukar, suku bunga, jumlah uang beredar, dan lain-lain.
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan dan pengaruh inflasi, nilai tukar, suku bunga, Produk Domestik Bruto (PDB), jumlah uang beredar, Dow Jones Industrial Average (DJIA), Strait Times Index (STI), dan harga minyak dunia terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode 2010-2018.
Data yang digunakan yaitu data sekunder yang diperoleh dari data tahunan tahun 2010-2018. Penelitian ini menggunakan metode sampling jenuh. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 81 unit sampel. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis faktor dan analisis regresi data berganda.
Berdasarkan analisis faktor dengan menggunakan uji KMO and Bartlett’s test, ditemukan bahwa variabel yang memiliki hubungan dengan IHSG yaitu variabel nilai tukar, Produk Domestik Bruto (PDB), jumlah uang beredar, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA). Kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi berganda. Secara simultan nilai tukar, Produk Domestik Bruto (PDB), jumlah uang beredar, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) berpengaruh terhadap IHSG. Secara parsial hanya Produk Domestik Bruto (PDB) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap IHSG.
Baik investor maupun regulator disarankan untuk memperhatikan kebijakan yang terkait Produk Domestik Bruto (PDB) karena akan berdampak pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Kata Kunci: Nilai tukar, Produk Domestik Bruto (PDB), jumlah uang beredar, Dow Jones Industrial Average (DJIA), dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).