Perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Pada perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri dasar kimia tahun 2009-2018 terdapat pergerakan EPS yang fluktuaktif cenderung menurun, apabila hal ini terus terjadi akan menyebabkan kemungkinan perusahaan mengalami kondisi financial distress. Variabel independen dalam penelitian ini adalah leverage, likuiditas, aktivitas, ukuran perusahaan, biaya agensi manajerial dan inflasi sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kondisi financial distress.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh leverage, likuiditas, aktivitas, ukuran perusahaan, biaya agensi manajerial dan inflasi terhadap kondisi financial distress pada perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri dasar kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2018.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif, dimana data yang diambil merupakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor aneka industri dan sektor industri dasar kimia tahun 2009-2018. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling sehingga didapatkan 81 sampel. Metode analisis yang digunakan adalah analisis survival dan menggunakan model regresi cox proportional hazard dengan menggunakan SPSS 23 sebagai alat uji statistik dan hipotesis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage, likuiditas, aktivitas, ukuran perusahaan, biaya agensi manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kondisi financial distress sedangkan inflasi memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kondisi financial distress.
Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambah variabel independen lainnya seperti mekanisme good corporate governance, nilai tukar, dan tingkat suku bunga serta menggunakan objek penelitian selain dari industri manufaktur.
Kata kunci: Biaya Agensi Manajerial, Financial Distress, Inflasi, Rasio Keuangan, Ukuran Perusahaan