Indonesia sebagai negara dengan perkembangan ekonomi ke 16 pada tahun 2018, memiliki Human Development Index (HDI) yang rendah bila dibandingkan dengan mayoritas negara lainnya. Perkembangan ekonomi bukan pemicu perkembangan masyarakat menengah bawah, namun salah satunya adalah dengan pengadaan rumah layak bagi yang tidak mampu. Namun sudah menjadi rahasia umum bahwa bisnis pembangunan rumah memiliki persaingan finansial yang ketat, bahkan bantuan pemerintah pun banyak disalah gunakan.
HFHI sebagai NGO, organisasi non-profit yang berfokus dalam konstruksi perumahan bagi orang yang kurang mampu, merupakan salah satu solusi untuk mengurangi jumlah orang yang tidak memiliki rumah layak huni. Sifat HFHI sebagai NGO yang tidak mementingkan profit dan mengandalkan sumbangan donatur dalam pembangunan menjadi pedang bermata dua bagi HFHI sendiri. Dalam satu sisi proses konstruksi membutuhkan dana yang tidak sedikit, namun di sisi lainnya sebuah NGO di Indonesia hanya dapat mengambil 25% untuk pelatihan dan penyertaan para karyawannya.
Hal ini menyebabkan HFHI harus mengetahui pada aspek konstruksi apa HFHI harus memaksimalkan performanya, agar para donatur tetap tertarik untuk berhubungan dengan HFHI sebagai NGO. Melalui proses wawancara dan penyebaran angket, HFHI diketahui memiliki performa yang tinggi dari kualitas strukturnya, namun diperlukan peningkatan dari aspek keamanan dan kesehatan konstruksinya.
Kata Kunci : Non-Government Organisation, Pengukuran Kinerja, Konstruksi.