Inovasi merupakan tolak ukur daya saing suatu bangsa, dimana hal yang paling penting untuk mengalirkan sistem inovasi adalah melalui kolaborasi antara beberapa entitas seperti akademisi, bisnis, komunitas, dan pemerintah. Dari kolaborasi tersebut, kemudian Science Technology Park (STP) muncul dan berperan untuk menyinergikan beberapa entitas tersebut. Bandung Techno Park sendiri merupakan salah satu STP di Indonesia yang menyinergikan peran dari kolaborasi akademisi, bisnis, pemerintah, lembaga keuangan, komunitas, dan media melalui pendekatan ekosistem inovasi. Namun, belum diketahui hubungan timbal balik yang jelas antar entitas dalam ekosistem inovasi tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui siapa saja aktor dari setiap entitas yang terlibat dalam ekosistem inovasi, hubungan antar aktor, serta dampak dari hubungan antar aktor dalam ekosistem inovasi tersebut.
Fenomena dalam penelitian ini dieksplorasi dengan metode kualitatif. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara terhadap 12 narasumber yang merepresentasikan setiap entitas. Hasil dari wawancara kemudian direduksi menggunakan teknik analisis data Miles and Huberman. Selanjutnya, pemodelan ekosistem inovasi universitas dilakukan berdasarkan hasil wawancara yang telah direduksi dengan menggunakan analisis jaringan nilai Verna Allee untuk mencapai tujuan dari penelitian.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa belum semua entitas memiliki aktor yang terlibat dalam ekosistem inovasi. Penelitian ini juga menemukan bahwa kualitas penelitian, pola pikir peneliti serta kurangnya kepekaan peneliti di Universitas Telkom untuk melihat kebutuhan pasar menjadi hambatan proses hilirisasi riset dari akademisi menuju industri. Selain itu, industri di Indonesia yang masih didominasi oleh industri berbasis pertanian, pertambangan, dan lain sebagainya menjadi kesulitan untuk mengomersialisasikan inovasi produk teknologi melalui skema kerja sama lisensi dengan bisnis/industri. Temuan selanjutnya dari penelitian ini yaitu terkait masalah kecepatan dari peneliti di Universitas Telkom dalam melakukan penelitian untuk solusi teknologi bagi permasalahan bisnis yang menjadi client Telkom serta dalam mengerjakan program dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung yang dinilai masih lambat. Oleh sebab itu, Bandung Techno Park masih memiliki kekurangan dalam menyinergikan Universitas Telkom sebagai aktor dari entitas akademisi dengan Telkom sebagai aktor dari bisnis juga antara Universitas Telkom dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung sebagai aktor dari entitas pemerintah dalam ekosistem inovasi.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan arahan oleh pihak Bandung Techno Park serta entitas lain yang terlibat dalam ekosistem inovasi guna mendukung terwujudnya rencana strategi Bandung Techno Park untuk menjadi Research and Entrepreneur Center di 2023.
Kata kunci : science techno park, ekosistem inovasi universitas, analisis jaringan nilai.