Permainan Congklak tradisional dianggap mampu untuk melatih kemampuan motorik halus dan
kognitif anak melalui aktivitas bermainnya. Meskipun Congklak dianggap mampu untuk melatih
kemampuan tersebut, terdapat beberapa kesulitan yang dapat mengganggu aktivitas bermain. Anakanak perlu dibantu untuk mengatasi kesulitan tersebut, sehingga mereka dapat bermain dengan lebih
efektif. Dalam penelitian ini, Cycle of Digital Augmentation digunakan untuk memodelkan augmented
Congklak dengan menambahkan teknologi feedback visual untuk memudahkan aktivitas anak saat
bermain Congklak, dengan tetap mempertahankan cara bermain secara tradisional agar manfaat untuk
melatih kemampuan motorik halus dan kognitif tetap terjaga. Selanjutnya, metode Relative Manipulation
Time (RMT) digunakan untuk mengukur nilai efektivitas interaksi. Dibandingkan dengan Congklak
tradisional nilai efektivitas interaksi mengalami kenaikan sebesar 21.81%. Hasil ini menunjukkan anak
lebih efektif berinteraksi dengan objek permainan menggunakan augmented Congklak daripada
menggunakan Congklak tradisional.