ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi portofolio optimal saham yang dibentuk dengan Single Index Model, menentukan komposisi portofolio optimal dengan menggunakan Random Model, dan membandingkan analisis kinerja portofolio menggunakan metode Sharpe dan metode Treynor, sehingga dapat mengetahui apakah penentuan analisis kinerja menggunakan Model Sharp dan Model Treynor pada Single Index Model memiliki nilai yang berbeda dengan analisis kinerja menggunakan Random Model. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu saham-saham yang termasuk kedalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode Feb 2009 sampai dengan Juli 2011. Penelitian ini menggunakan data harga saham penutupan harian, indeks harga saham gabungan, dan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Portofolio yang dibentuk berdasarkan Single Index Model sebanyak 14 saham sedangkan portofolio yang dibentuk berdasarkan Random Model sebanyak 14 saham, disesuaikan dengan jumlah pembentukan portofolio yang dibentuk dengan Single Index Model. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ukuran kinerja dari metode Sharp Single Index Model sebesar 73,386 dan Random Model sebesar 33,303. Sedangkan Indeks kinerja Treynor pada Single Index Model sebesar 3,185 dan Random Model sebesar 2,45. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa analisis kinerja menggunakan Model Sharp dan Model Treynor pada Single Index Model memiliki nilai yang lebih besar dan memiliki kinerja yang lebih baik daripada analisis kinerja menggunakan Random Model.