Biomassa lignoselulosa merupakan sumber bioetanol yang sangat melimpah dan ramah terhadap lingkungan. Bioetanol diperoleh setelah biomassa lignoselulosa dikonversi melalui proses biorefinery yang terdiri dari tiga tahap yaitu pretreatment, enzymatic saccharification dan fermentasi. Dari ketiga tahap tersebut diperlukan pembiayaan yang relatif tinggi dan waktu yang relatif lama dalam penelitian eksperimental. Oleh sebab itu, penelitian ini ditujukan untuk mengoptimalkan produksi bioetanol dari biorefinery berupa simulasi menggunakan software SuperPro Designer (SPD). Model simulasi SPD setiap tahap prosesnya mengacu pada penelitian eksperimen yang dipublikasikan, dengan data hasil simulasi divalidasi tiap tahapnya terhadap data hasil dari penelitian tersebut. Kemudian diperiksa dan dicari produksi etanol yang optimum pada biomassa bagasse, Empty Fruit Bunch (EFB) dan Oil Palm Frond (OPF) menggunakan pretreatment Ionic Liquid (IL) choline acetate (ChOAc) dengan kisaran rasio IL ke dalam biomassa dari 0 sampai 3 (g/g). Hasil menunjukan rasio minimum IL ke dalam biomassa bagasse, EFB dan OPF untuk mendapatkan etanol yang optimum adalah 1,5. Dalam tahapan proses enzimatik high¬-loading (100g/L) pada biomassa bagasse, EFB, OPF masing-masing mendapatkan konsentrasi glukosa sebesar 56,42 g/L, 64,13 g/L, 45,88 g/L dan kosentrasi xilosa sebesar 14,34 g/L, 14,19 g/L, 18,52 g/L. Pada tahap fermentasi, hasil yang diperoleh campuran gula awal berupa glukosa dan xilosa, lalu konsentrasi etanol dan ethanol yield theoretical masing-masing pada biomassa bagasse 26,65 g/L, 6,67 g/L, 15,52 g/L dan 99,37%, pada EFB 28,95 g/L, 6,41g/L, 15,34g/L dan 99,85%, pada OPF 20,85 g/L, 8,42 g/L, 15,11 g/L dan 97,64 %. Dari data yang diperoleh, proses biorefinery dapat lebih dioptimalkan dengan digunakannya simulasi SPD, sehingga dapat dihasilkan bioetanol dari berbagai biomassa sebelum melakukan penelitian eksperimen yang berat.
Kata Kunci : Bioetanol, Biomassa, Choline Acetate, Optimasi, SuperPro Designer