PT Lisna Syifa Prima (LSP) merupakan sebuah perusahaan di bawah naungan YPK-PLN yang memegang kendali atas kebutuhan obat-obatan dari pegawai PT PLN (Persero). Permasalahan yang terjadi pada apotek PT LSP adalah terjadinya persediaan yang berlebih pada penyimpanan antibiotik apotek PT LSP tanpa diimbangi dengan permintaan pelanggan yang menyebabkan terjadinya overstock. Pemesanan barang pada apotek PT LSP dilakukan setiap kali terjadi kekurangan persediaan, namun jumlah antibiotik yang dibeli saat pemesanan tidak memiliki standar yang baku sehingga terjadi persediaan berlebih pada obat kategori antibiotik. Antibiotik yang ada pada PT LSP belum terklasifikasi sehingga belum memiliki prioritas penanganan, juga menyebabkan terjadinya overbudget pada keuangan perusahaan.
Penelitian ini dilakukan pada kategori obat antibiotik yang memiliki total SKU sebanyak 1339 sku dan memiliki pola permintaan yang berdistribusi normal yang telah melalui uji distribusi sebagai langkah awal dalam penelitian ini. Data yang telah melalui uji distribusi akan memasuki proses analisis klasifikasi menggunakan ABC-Fuzzy Classification (FC). Hasil dari analisis klasifikasi tersebut akan memasuki proses perhitungan menggunakan metode probabilistic continuous review untuk mengetahui kebijakan persediaan dan biaya total persediaan usulan. Hasil akhir dari perhitungan tersebut akan dianalisis menggunakan analisis sensitivitas untuk mengetahui pengaruh perubahan parameter terhadap solusi optimal.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan klasifikasi anitibiotik menggunakan klasifikasi ABC-Fuzzy Classification (FC) yang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu very important sebanyak 142 SKU, important sebanyak 135 SKU, dan unimportant sebanyak 1062 SKU. Hasil perhitungan total biaya persediaan menggunakan kebijakan probabilistic continuous review menghasilkan penghematan sebesar Rp 59,840,285 atau lebih rendah 24% dari total biaya persediaan existing.