Saat ini perkembangan teknologi telekomunikasi terutama komunikasi seluler semakin meningkat, penggunaan seluler menunjukkan lebih dari 50% panggilan suara dan 70% penggunaan data berada dalam ruangan. Semakin meningkatnya pengguna seluler mengharuskan operator untuk meningkatkan kapasitas jaringan. Salah satu solusi untuk meningkatkan kapasitas jaringan yaitu dengan menerapkan Femtocell. Femtocell atau Home eNodeB (HeNB) memiliki layanan suara dan data yang berkualitas tinggi. Namun, seperti jaringan komunikasi lainnya femtocell memiliki kelemahan yaitu adanya interferensi yang begitu besar yang dapat mempengaruhi proses pengiriman data.
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan interferensi tersebut, dilakukan skenario manajemen interferensi dengan menggunakan metode Adaptive soft frequency reuse (ASFR). ASFR bertujuan untuk meningkatkan throughput sistem dari sebuah sel dengan memperhatikan kondisi lingkungan sel. Pada tugas akhir ini, dilakukan analisis perbandingan terhadap throughput dan nilai SINR dengan dua skenario pada femtocell. Pada skenario pertama femtocell diletakkan pada cell edge dan pada skenario kedua femtocell diletakkan pada cell edge dan cell center.
Setelah dilakukan simulasi pada skenario 1 dan skenario 2 didapatkan nilai SINR dan nilai throughput tertinggi pada metode ASFR. Pada skenario 1 mengalami peningkatan nilai rata-rata throughput dari 127,575Mbps untuk SFR dan 159,501Mbps untuk ASFR. Pada skenario 2 mengalami peningkatan nilai rata-rata throughput pada SFR 143,094 Mbps dan pada metode ASFR mendapatkan 168,553Mbps.
Kata kunci : Manajemen Interferensi, Adaptive soft frequency reuse, Femtocell, Throughput