Konservatisme akuntansi merupakan prinsip kehati-hatian di dalam penyusunan pelaporan keuangan yang akan mengakui beban dan kewajibannya sesegera mungkin walaupun terdapat ketidakpastian mengenai hasil yang akan didapat sedangkan pendapatan serta aset hanya diakui pada saat terdapat keyakinan akan diterima. Oleh karena itu, laporan keuangan yang dihasilkan cenderung memiliki nilai aset yang lebih rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh karakteristik dewan komisaris (proporsi komisaris independen, kepemilikan saham oleh komisaris yang terafiliasi, dan ukuran dewan komisaris) dan kualitas audit terhadap konservatisme akuntansi. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Teknik pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dan diperoleh 30 perusahaan dengan waktu 3 tahun sehingga didapat 90 sampel yang diobservasi. Model analisis data dalam penelitian ini adalah regresi data panel dengan menggunakan software Eviews10.
Berdasarkan hasil dan simpulan penelitian menunjukan proprosi komisaris independen, kepemilikan saham oleh komisaris yang terafiliasi, ukuran dewan komisaris, dan kualitas audit secara simultan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Secara parsial, variabel proporsi komisaris independen dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan variabel kepemilikan saham oleh komisaris yang terafiliasi dan kualitas audit berpengaruh negative signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Kata Kunci: Karakteristik Dewan Komisaris, Proporsi Komisaris Independen, Kepemilikan Saham oleh Komisaris yang Terafiliasi, Ukuran Dewan Komisaris, Kualitas Audit, Konservatisme Akuntansi.