Kecurangan (fraud) merupakan salah saji dalam laporan keuangan yang disengaja. Salah satu jenis kecurangan adalah fraudulent financial statement. Fraudulent financial statement merupakan kecurangan yang paling jarang terjadi namun memiliki dampak kerugian yang paling besar dibanding jenis kecurangan lainnya. Hal ini tentu dapat membuat kekeliruan dalam hal pengambilan keputusan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh financial stability, external pressure, financial target, nature of industry, ineffective monitoring, change in auditor, opini audit, change in director terhadap fraudulent financial statement.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti, real estate, dan konstruksi bangunan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dan diperoleh sebanyak 35 perusahaan dalam kurun waktu 5 tahun sehingga didapat 175 total sampel perusahaan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan software EVIEWS 9.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial stability, external pressure, financial target, nature of industry, ineffective monitoring, change in auditor, opini audit, change in director berpengaruh secara simultan terhadap fraudulent financial statement. Secara parsial, financial target, nature of industry, ineffective monitoring berpengaruh positif signifikan terhadap fraudulent financial statement sedangkan financial stability, external pressure, change in auditor, opini audit, dan change in director tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement.
Bagi para investor agar lebih berhati-hati dalam hal pengambilan keputusan mengingat adanya risiko terjadinya fraudulent financial statement. Lebih lanjut, dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Misalnya adalah dengan mempertimbangkan rasio return on asset (ROA), rasio perubahan piutang terhadap penjualan, serta jumlah dewan komisaris yang dimiliki oleh perusahaan.