Perkembangan pesat teknologi saat ini berdampak pada seluruh aspek
kehidupan, salah satunya teknologi pada sektor perbankan. Riset DBS Bank yang
menunjukkan sebanyak 41% frekuensi transaksi perbankan nasabah pada 2018
adalah transaksi mobile banking di Indonesia. Mobile banking merupakan suatu
aplikasi mobile yang membantu penggunanya dalam melakukan transaksi
perbankan melalui internet. Namun, di Kalimantan Timur sendiri sebagai salah
satu provinsi dengan pendapatan perkapita dan pengeluaran konsumsi yang tinggi,
penggunaan internet masih rendah, terbukti berdasarkan riset APJII 2018 tercatat
berada di posisi kedua terendah dalam penggunaan internet.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor apa saja
yang mempengaruhi perilaku online pada masyarakat Kalimantan Timur untuk
mengadopsi layanan mobile banking dengan menggunakan model UTAUT
modifikasi budaya berdasarkan teori culture dimension Hoftstede. Proses
pengumpulan data menggunakan metode quota sampling dengan jumlah 300
responden non-pengguna mobile banking. Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan SEM-PLS (Partial Least Square) dengan software WarpPLS 6.0
Hasil penelitian menyebutkan bahwa faktor-faktor yang paling
mempengaruhi minat nasabah di provinsi Kalimantan Timur dalam mengadopsi
layanan mobile banking secara berurutan adalah Effort expectancy, Performance
expectancy, dan Social influence. Behavioral Intention berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Usage Behavior. Kemudian, Variabel moderator budaya
Individualism/Collectivitism (IDV) memperkuat hubungan Behavioral Intention
(BI) dan Usage Behavior (UB)