Dalam mendukung kebijakan pemerintah guna mengkonversi penggunaan minyak tanah menjadi LPG, maka pemerintah juga harus menyediakan tabung gas LPG tersebut. Pemerintah bekerjasama dengan PT XYZ untuk memenuhi pasokan tabung gas LPG. Salah satu jenis tabung yang diproduksi oleh PT XYZ adalah tabung gas LPG 3 kg. Untuk memproduksi tabung gas tersebut terdapat tiga area kerja yaitu pressing, welding dan finishing. Saat ini PT XYZ belum mampu memenuhi permintaan customer dengan tepat waktu, hal ini menunjukan bahwa terdapat permasalahan dalam proses produksi tabung gas LPG 3 kg. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi, maka dilakukan perbandingan cycle time dan takt time pada setiap workstation di masing-masing area kerja. Didapatkan bahwa selisih cycle time dan takt time terbesar berada pada area finishing dengan waktu 16,44 detik.
Berdasarkan hal tersebut, dilakukan pengidentifikasian lebih lanjut pada area finishing menggunakan pendekatan lean manufacturing dan ditemukan adanya waste transportation. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya waste transportation dan merancang usulan perbaikan guna meminimasi waste transportation pada produksi tabung gas LPG 3 kg di PT XYZ. Dengan menggunakan fishbone diagram ditemukan bahwa akar penyebab terjadinya waste transportation tersebut dikarenakan tidak terdapatnya MHE pada beberapa stasiun kerja sehingga perpindahan dilakukan oleh operator, serta adanya proses pengeluaran angin tambahan yang menghambat jalur operator saat memindahkan produk, juga penempatan workstation yang kurang berdekatan. Lalu dengan menggunakan diagram pareto dan 5W+1H, diberikan usulan perbaikan berupa perubahan tata letak yang memanfaatkan software BPLAN90.
Hasilnya didapatkan total jarak perpindahan berkurang dari 70819,5 meter menjadi 51886,5 meter untuk 1331 pcs produk. Untuk waktu total perpindahan satu produk berkurang dari 89,05 detik menjadi 63,93 detik. Namun jika ditemukan produk bocor pada workstation hight pressure leak test, maka total waktu perpindahan satu produk dari proses awal hingga menuju area defect bocor dari 72,71 detik menjadi 53,12 detik. Hal ini juga membuat perubahan pada lead time dari 1120,34 detik menjadi 1095,23 detik.
Pada penelitian ini, data dan kondisi layout secara nyata yang diperoleh dimanfaatkan dengan baik, sehingga dapat menghasilkan usulan perbaikan yang maksimal. Hasil usulan perbaikan disimulasikan mengunakan software flexsim. Didapatkan persentase pengaruh usulan terhadap ketercapaian produksi yang dipaparkan pada latar belakang adalah sebesar 42,85%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan dengan melakukan perubahan tata letak saja tidak cukup untuk memunuhi taget produksi per hari tabung gas LPG 3 kg di PT XYZ. Perbaikan harus dilakukan pada setiap akar penyebab waste transportation yang ditemukan berdasarkan fishbone diagram dan pada jenis waste lainnya yang teridentifikasi, terutama waste waiting yang memiliki pengaruh paling besar terhadap waktu produksi, sehingga nantinya target produksi tersebut dapat dicapai.
Kata kunci : lean manufacturing, waste transportation, takt time, BPLAN90