Dalam dunia perindustrian sekarang ini mesin dapat diibaratkan sebagai jantung dari
proses produksi, dimana saat mesin mengalami kerusakan maka proses produksi
dapat terhambat ataupun dapat berhenti total tergantung seberapa parah kerusakan
yang dialami mesin. Maka dari itu pemeliharaan mesin sangat dibutuhkan demi
tercapainya proses produksi yang lancar dan dapat meminimalkan gangguan dalam
proses produksi. PT.XYZ merupakan perusahaan industri manufaktur yang bergerak
dalam pembuatan produk alat berat militer dan komersil. Pada penelitian kali ini
penulis memilih Mesin Huron sebagai objek karena Mesin tersebut digunakan untuk
proses yang penting dan mempunyai tingkat kerusakan paling tinggi diantara mesin
lainnya. Mesin Huron merupakan mesin yang berfungsi untuk melakukan proses
produksi komponen-komponen yang berukuran kecil sampai menengah seperti part
komponen kapal laut, excavator, dan lain-lain. Mesin ini adalah mesin frais yang
dimiliki oleh PT.XYZ. Pada penelitian kali ini penulis memfokuskan pengolahan
data ke 2 komponen kritis yaitu Relay KA 1 dan Limit Switch. Dari hasil pengolahan
data yang dilakukan dengan metode Risk Based Maintenance, Mesin Huron memiliki
risiko sebesar Rp 235.744.047 (0,39%). Risiko tersebut melewati kriteria
penerimaaan perusahaan yaitu Rp 179.712.000 (0,30% pendapatan per tahun) maka
dari itu diperlukannya Interval Pemeliharaan mesin. Interval Pemeliharaan mesin
huron pada komponen Relay KA1 1578.98 jam dan Limit Switch 1878,79 jam.
Kata Kunci: Maintenance, Risk Based Maintenance, Interval Waktu Pemeliharaan
Mesin