Pengguna internet di Indonesia terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Saat ini tujuan penggunaan internet tidak hanya sebatas media penyedia informasi, tetapi juga mempengaruhi sistem di dunia bisnis. Perkembangan ini menimbulkan evolusi yang mengarah kepada layanan perbankan digital. Selain memberikan dan menawarkan kemudahan bagi nasabah, perkembangan perbankan digital mempunyai risiko besar seperti ancaman-ancaman keamanan siber.
Pengukuran risiko merupakan aspek yang sangat penting dalam membuat keputusan investasi. Setiap keputusan investasi akan selalu diikuti dengan tingkat risiko sehingga calon investor harus mampu mengelola setiap risiko tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung Value at Risk (VaR) perusahaan sub sektor bank dengan metode simulasi historis dan validasi nilai VaR menggunakan metode backtesting model Kupiec Test dengan pendekatan loglikehood ratio.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dengan metode deskriptif dan teknik pengambilan sampel metode purposive sample. Unit yang diteliti adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) periode 31 Desember 2017 sampai 31 Desember 2019.
Hasil perhitungan Value at Risk (VaR) pada tingkat kepercayaan 95% untuk saham BBRI adalah 3,1% dan 2,81% untuk saham BNGA. Jika investor menginvestasikan dana awal sebesar Rp100.000.000 maka nilai risiko pada aset BBRI adalah Rp3.106.610,667 dan pada BNGA adalah Rp2.816.867,623. Berdasarkan uji backtesting penelitian ini nilai VaR untuk bank BRI valid, sedangkan untuk bank CIMB Niaga tidak valid.
Kata Kunci: Value at Risk, Simulasi Historis, Backtesting, Kupiec Test, Loglikehood Ratio