Komunikasi antara orangtua dan anak merupakan bagian interaksi yang ada di dalam komunikasi keluarga. Komunikasi keluarga merupakan sebuah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh orangtua dalam hal ini yaitu Bapak dan Ibu sebagai komunikator kepada anak sebagai komunikan tentang nilai dan juga norma yang berlaku di dalam keluarga, bertujuan untuk menciptakan keutuhan dan membentuk keluarga yang harmonis. Proses komunikasi yang terjalin antara orangtua dan juga anak merupakan hal penting yang ada di dalam sebuah keluarga termasuk ketika kondisi anak merasa trauma akibat sebuah bencana. Penelitian ini membahas mengenai peran komunikasi orangtua dengan anak untuk menurunkan dampak trauma akibat bencana tsunami selat sunda di daerah pesisir Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Pendekatan teori yang digunakan untuk melihat peran orangtua dalam menurunkan dampak trauma dalam penelitian ini menggunakan teori communication theory of resilience (CTR). Dalam penelitian ini akan melihat beberapa proses komunikasi ketahanan yang dilakukan orangtua diantaranya (a) fokus pada proses komunikasi yang sedang berlangsung, (b) menempatkan rasa ketahanan pada hubungan interaksi, (c) fokus untuk bangkit kembali, (d) meyakini adanya manfaat dan cara dalam membentuk ketahanan diri. Penelitian ini menerapkan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Wawancara dilakukan dengan tujuh narasumber yaitu tiga orangtua, tiga anak, dan satu informan ahli. Hasil penelitian ini menunjukan keempat proses yang ada di dalam CTR diterapkan oleh orangtua kepada anak. Pada akirnya komunikasi dapat membantu menurunkan dampak trauma anak akibat bencana tsunami selat sunda di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.