Penampilan fisik telah menjadi salah satu nilai utama terutama bagi perempuan kemudian berdampak pada penyebaran nilai-nilai yang mempengaruhi perspektif masyarakat terhadap standarisasi tubuh ideal. Standar ideal tubuh perempuan pada saat ini terbagi menjadi tiga, yaitu kurus, langsing, dan berisi. Media sosial sebuah platform ruang publik untuk masyarakat dengan mudah berinteraksi, berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan kebebasan berekspresi. Salah satu public figure Tara Basro menyuarakan kebebasan untuk melawan prespektif masyarakat tentang standarisasi tubuh ideal lewat postingan foto dan caption dimedia sosial Instagram dan Twitter. Foto – foto yang menunjukan lekukan (lemak) tubuh bagian perut, strechmark, dan jauh dari kata standarisasi tubuh ideal. Dimana seorang perempuan biasanya malu atau rishi untuk menunjukan lekukan tubuh. Penelitian ini difokuskan pada makna yang terkandung dan pesan yang disampaikan oleh Tara Basro melalui foto postingan kampanye body positivity di media sosial. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif dengan metode penelitian semiotika Roland Barthes berupa konotasi, denotasi, dan mitos untuk memperlihatkan setiap pose, objek, fotogenia, estetisisme¸dan sintaxis dalam foto tersebut lalu menganalisis caption dari 2 (dua) postingan. Berdasarkan hasil peneltian ini Tara Basro tidak terlihat tanda – tanda adanya unsur pornografi yang mengundang sensualitas. Tara Basro hanya ingin mematahkan stereotype bentuk tubuh ideal yang beredar di masyarakat harus memiliki bentuk tubuh kurus, langsing, dan berisi. Mengemas maksud dari unggahan foto tersebut dengan caption “Let Yourself Bloom” dan “Worthy Of Love”. Mengajak lebih menghargai secara positif segala bentuk dan tampilan tubuh. Mulai mencintai diri sendiri sebagai bentuk syukur atas pemberian kita di dunia. Tara Basro mengharapkan bahwa masyrakat akan sadar tentang bagaimana cara menghargai satu sama lain, dan wanita cantik tidak melulu harus memiliki tubuh yang professional..
Kata Kunci: Semiotika Roland Barthes, Body Positivity, Media Sosial