Saat ini kinerja sistem logistik Indonesia masih rendah dan menempati urutan ke 63 pada tahun 2016. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pelaku penyedia jasa logistik karena daya saing yang terbatas, seperti halnya truk yang menjadi segmen bisnis transportasi.
Logistik merupakan manajemen flow dari satu tempat ke tempat lain yang meliputi informasi, transportasi, inventory, warehousing, material handling, dan packaging. Perkembangan globalisasi menjadikan sektor logistik sebagai bagian rencana strategis yang signifikan, perusahaan logistik umumnya dianggap sebagai perusahaan yang menyediakan dan melakukan kegiatan transportasi, namun sekarang kebutuhan logistik telah melakukan fungsi berbeda.
Dalam menunjang sistem logistik, salah satu transportasi yang dapat digunakan adalah truk, namun penggunaan truk hanya digunakan untuk muatan besar yang banyak digunakan perusahaan sedangkan banyak pemilik truk dengan muatan kecil melakukan distribusi dalam jumlah yang relatif kecil, padahal penyedia jasa sewa truk untuk memfasilitasi orang-orang yang membutuhkan jasa penyewaan truk. disisi lain, tidak sedikit UKM yang membutuhkan jasa truk. Untuk mengatasi hal tersebut maka dibutuhkan penggunaan sumber daya bersama (resource sharing) demi meningkatkan sumber daya yang bertujuan untuk melakukan distribusi dengan cara efektif dan efisien.
Dalam menjawab permasalahan sistem logistic berbasis resource sharing pada fungsi truckingdibutuhkan pedoman untuk menyelenggarakan urusan bisnis yang terdapat pada logistic dan diselaraskan dengan IT. Metode yang digunakan yaitu perancangan Enterprise Architecture dengan bantuan framework TOGAF ADM.
Keluaran dari perancangan EA ini berupa artifak pada komponen TOGAF ADM serta architecture roadmap untuk rekomendasi penerapan dan pengembangan TI.
Kata kunci: Enterprise Architecture, Logistik, Trucking, TOGAF ADM