Difteri adalah salah satu penyakit yang sangat menular yang dapat dicegah dengan imunisasi, disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheriae strain toksigenik. Manusia adalah satu-satunya reservoir Corynebacterium diptheriae. Penularan terjadi secara droplet (percikan ludah) dari batuk, bersin, muntah, melalui alat makan, atau kontak erat langsung dari lesi di kulit. Apabila tidak diobati dan kasus tidak mempunyai kekebalan. Menurut Kemenkes RI pada tahun 2019 penyakit menular masih menjadi perhatian pemerintah dengan jumlah kasus yang besar dan salahsatu penyakit menular yang masih menjadi sorotan adalah difteri. Selama tahun 2017, KLB Difteri terjadi di 170 kabupaten/kota dan di 30 provinsi, dengan jumlah sebanyak 954 kasus, dengan kematian sebanyak 44 kasus. Sedangkan pada tahun 2018 (hingga 9 Januari 2018), terdapat 14 laporan kasus dari 11 kab/kota di 4 propinsi (DKI, Banten, Jabar dan Lampung), dan tidak ada kasus yang meninggal. Vaksinasi masih terhambat isu haram-halal dan masyarkat masih takut dan mengira vaksinasi tersebut memiliki efek samping yaitu menjadikan anaknya autism sampai kematian. Sudah ada beberapa kampanye yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit difteri ini. Namun dengan media visual yang terbatas dan tidak mudah dicerna oleh target audiens maka kurang efektif serta kampanye yang dilakukan hanya berisi anjuran untuk melakukan vaksinasi dan kurangnya edukasi tentang cara pencegahannya didalam kehidupan sehari-hari selain dan setelah melakukan vaksinasi tersebut.
Kata Kunci : Hidup Sehat, Difteri, bahaya, Cegah