ABSTRAK
Percerain adalah putusnya perkawinan secara sah dan resmi, perceraian
yang terjadi di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, setelah terjadinya
perceraian dapat merubah status keduanya menjadi seorang single parent,
dalam kehidupan sosial status ibu single parent masih di pandangan negatif
serta masih adanya stigma yang diberikan masyakarakat sekitar terhadap status
single parent. Oleh karena itu pada penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
komunikasi intrapersonal ibu single parent dalam menghadapi stigma
perceraian. penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan
metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Dalam
penelitian ini juga wawancara dijadikan sebagai teknik pengambilan data.
Serta penulis mendapatkan hasil penelitian pada empat ibu single parent yang
dimana penulis melihat bagaimana informan merasakan adanya stigma seperti
adanya labelling, belief, gerakan sosial hingga diskriminasi dari orang sekitar,
yang dimana stigma tersebut dapat mempengaruhi terjadinya komunikasi
intrapersonal pada keempat informan dalam penelitian ini. Dalam komunikasi
intrapersonal pada penelitian ini para informan merasakan empat tahapan
bagaimana proses terjadinya komunikasi intrapersonal setelah mendapatkan
stigma dari masyarakat, pada tahapan sensasi informan merasa sakit hati,
down, dan sedih. Pada tahapan persepsi informan merasa hilangnya
kepercayaan diri serta menyalahkan diri sendiri, pada tahapan memori ketiga
informan merasakan adanya dukungan keluarga dalam mengahadapi stigma
dari orang lain akan tetapi satu informan merasakan kurangnya dukungan dari
keluarga sendiri, selanjutnya dalam tahapan berpikir keempat informan
bersikap masa bodoh dan tidak menghiraukan pembicaraan dari sekitar untuk
tetap dapat melakukan aktivitas sehari harinya.
Kata Kunci: Komunikasi Intrapersonal, Ibu Single Parent, Stigma