ABSTRAK
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia. Dalam beberapa catatan perkembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada kerajaan Solo dan Yogyakarta. Salah satu daerah sentra perajin batik adalah kabupaten Sukoharjo. Dalam meningkatkan daya saing, UMKM harus membuat proses produksi dan distribusi yang lebih efektif agar produk yang dihasilkan berkualitas, salah satunya dengan memperbaiki sistem Supply Chain dari UMKM Sentra Batik Sukoharjo. Pengguanaan internet dapat membantu sistem SCM berjalan dengan baik karena dapat mengkordinasikan setiap unsur yang ada di SCM ini dengan cepat dan akurat yaitu sistem SCM yang menggunakan internet atau disebut E-SCM. Agar penggunaan E-SCM ini dapat berguna secara efektif bagi UMKM, diperlukan sebuah analisis tentang kesiapan UMKM untuk menggunakan aplikasi E-SCM. Salah satu teori dan model yang dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat penggunaan terhadap teknologi informasi adalah Technology Acceptance Model (TAM). Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis kesiapan UMKM dalam mengadopsi E-SCM menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Variabel yang akan diteliti diantaranya trust, perceived ease of use, perceived usefulness, atittude toward using dan behavioral intention to use. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif dan analisis jalur (path). Metode pengumpulan data menggunakan teknik sampel jenuh dengan 64 responden yang merupakan para pelaku usaha sentra batik di Sukoharjo dengan kuisioner sebanyak 16 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukan semua variabel berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel lain.
Kata kunci: Batik, Technology Acceptance Model (TAM), E-SCM), Path, UMKM.