Peran komunikasi bagi manusia tidak bisa lepas karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain. Manusia berinteraksi dengan satu sama lain karena naluri yang dimiliki oleh manusia itu sendiri, walaupun banyak yang memiliki perbedaan dalam berkomunikasi. Interaksi yang terjadi antara manusia satu dengan yang lain pasti memiliki perbedaan budaya antara satu dengan yang lainnya, tanpa interaksi proses komunikasi antarbudaya tidak akan berlangsung. Seperti yang terjadi di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). IPDN sendiri memiliki praja berasal dari 34 provinsi di Indonesia. Masih ada mahasiswa yang mempertahankan identitas sukunya di kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Fokus penelitian ini adalah memberikan gambaran adaptasi antarbudaya yang berlangsung antara Satuan Nindya Praja IPDN di Jatinangor, serta mengidentifikasi komunikasi antarbudaya yang terjadi antara Satuan Nindya Praja IPDN di Jatinangor. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi berdasarkan paradigma konstruktivisme. Data yang didapatkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi kepustakaan dengan menggunakan berbagai literatur yang menjadi sumber penelitian. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa Nindya Praja IPDN mengalami proses adaptasi antarbudaya yang berbeda – beda satu dengan yang lainnya. Nindya Praja IPDN mengalami proses adaptasi antarbudaya yaitu berdasarkan jenis kelamin, bahasa, budaya, dan makanan. Nindya Praja IPDN juga mengalami hambatan dalam melakukan proses adaptasi antarbudaya yaitu bahasa dan gaya bicara. Nindya Praja IPDN membutuhkan waktu untuk melakukan proses adaptasi antarbudaya yang terjadi di IPDN, karena ada faktor yang mempengaruhi proses adaptasi antarbudaya yaitu faktor lingkungan dan faktor komunikasi.