Kegiatan membaca akan terjadi jika terdapat pembaca dan media yang dibaca,
baik digital maupun media cetak. Hal penunjang yang paling utama agar
terciptanya kegiatan membaca yang baik yaitu minat baca yang tinggi. Hal itu
juga dibuktikan dengan pertumbuhan industri penerbitan dan permintaan nomor
Angka Standar Buku Internasional atau International Standard Book Number
(ISBN) ke pemerintah. Perpustakaan Provinsi Banten merupakan perpustakaan
satu-satunya perpustakaan dengan bahan pustaka yang lengkap. Sehingga,
banyak masyarakat Banten memilih untuk berkunjung ke Perpusda Banten
dibandingkan perpustakaan disekitar Kota Serang. Namun, berdasarkan hasil
observasi penulis, interior perpustakaan tidak memenuhi standarisasi desain
interior. Padahal perpustakaan ini merupakan perpustakaan yang terletak di Kota
Serang dengan jumlah penduduk sekitar 630 ribu jiwa, memiliki suku asli yang
telah mengalami akulturasi budaya dengan suku pendatang, menjadikan
masyarakat Banten khususnya Kota Serang memiliki kepribadian yang beragam.
Terletak berada di tengah instansi pendidikan dengan gedung yang berdiri sendiri
dan memiliki jumlah koleksi lengkap saat ini serta jumlah pengunjung 650
pengunjung perminggu. Hal tersebut yang membuat penulis tertarik untuk
mendesain ulang interior perpustakaan Provinsi Banten baik dari segi desain dan
tata letak elemen interior. Dikarenakan, beberapa permasalahan terkait ruangruang utama sebagai fasilitas yang seharusnya dapat menjadi fungsi yang optimal
bagi pemustaka. Menurut Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
Perpustakaan (BPKP) perpustakaan yang sederhana jika melakukan desain
interior yang optimal akan mampu mengubah citra perpustakaan menjadi tempat
yang menarik untuk dikunjungi sekaligus dirindukan oleh penggemarnya.
Kata kunci : Desain Interior, Perpustakaan Umum, Respon Manusia,
Kenyamanan